Waktu Kerja

Waktu kerja merupakan salah satu faktor timbulnya kelelahan. Apabila memperpanjang waktu kerja lebih dan kemampuan biasa tidak disertai efisiensi yang tinggi bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakan akibat kerja. Lamanya seseorang bekerja secara baik pada umumnya 6-8 jam sisanya (16-18 jam) digunakan untuk kehidupan keluarga, masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain.


Faktor-faktor lingkungan kerja seperti cuaca kerja (panas atau dingin), getaran, penerangan, bahan kimia dalam udara berpengaruh terhadap lamanya kerja. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuan yang ada perlu diatur waktu istirahat khusus pula peraturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaranjasmani dan rohani dapat dipertahankan.

Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan selebihnya adalah waktu istirahat (untuk kehidupan keluarga dan sosial kemasyarakatan). Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Suma’mur, 1996).

Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja (Suma’mur, 1996)

Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Investigasi di beberapa negara menunjukkan bahwa kelelahan (fatigue) memberi kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja.

Beban kerja dapat dihitung dari waktu kerja yang efektif artinya waktu kerja yang efektif digunakan oleh tenaga kerja untuk melakukan tugas yang dibebankan kepadanya menjadi dasar untuk mengidentifikasi besarnya tanggungan pekerjaan yang digunakan dalam sebulan yang dilihat dari waktu kerja pada setiap hari atau dihitung bekerja.

Waktu untuk mengembalian kebugaran dari kelelahan akibat kerja menjadi bagian yang penting dan berhubungan dengan jadwal dan jam kerja. Jadual dan jam kerja akan berhubungan dengan kebutuhan pengembalian kebugaran berbeda antara pria dan wanita (Jensen et al, 2003; Jensen et al., 2002).

Untuk mengurangi tingkat kesalahan, Berger dan Hobbs (2006) menyarankan untuk melakukan tidur siang pada pekerja shift malam, menghilangkan kerja lembur hingga lebih 12 jam dan mengerjakan tugas sebelum jam 4 pagi untuk shif malam. Pada waktu akhir shift malam setelah jam 4 pagi, terjadi perubahan tingkat cortisol, suhu badan dan tingkat melatonin yang akan berpengaruh pada kinerja pekerja. Tidur sebentar dalam tugas shift malam berdampak positif untuk mengurangi kelelahan tanpa mengurangi kinerja.

0 komentar:

Post a Comment

* Berkomentarlah yang Sopan sesuai dengan Judul isi Postingan.
* Komentar secepatnya direspon jika admin tidak sibuk. Terima Kasih

 
Top