Benzena adalah senyawa organik siklik sederhana yang biasanya ditemukan dilingkungan dalam konsentrasi yang rendah.  Benzena muncul biasanya didalam minyak mentah dan sebagai akibat  industri minyak, juga terbentuk selama pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil (bensin, batubara dan kayu).  
Sumber benzena terutama berasal  dari penguapan bensin sebesar 1-5% benzena, juga terdapat di pembuatan mesin otomobil, rokok sigaret, dan asap dari proses pembakaran.
Kadar benzena di udara luar ruangan ada dalam kisaran 0,02 - 34 ppb (1 ppb = 1000 kali lebih kecil dari 1 ppm). Penduduk yang hidup di kota dan daerah industri uinumnya terpajan benzena dalam kadar yang lebih tinggi daripada yang hidup di pedesaan. Individu dapat terpajan  benzena di udara dalam kadar yang lebih tinggi oleh karena tinggal di dekat tempat pembuangan limbah, kilang minyak, pabrik petrokimia, atau pompa bensin.

3. Kegunaan Benzena
Pada masa lalu benzena digunakan sebagai pelarut dalam industri ban dan kulit. Sekarang penggunaannya sudah berkurang, walaupun pada tahun 1980-an kadar benzena masih tinggi di tempat kerja. Paparan di tempat kerja masih terjadi pada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), serta pabrik pembuatan benzena.
Benzena digunakan sebagai salah satu bahan mentah dalam produksi senyawa aromatik lainnya, seperti : stirena, fenol, sikloheksana, nitrobenzena. Karena sifatnya yang cepat kering, maka benzena digunakan secara luas dalam industri perekat dan pernis, juga sebagai bahan obat-obatan, pestisida, dan deterjen. 
Kadang-kadang benzena juga digunakan sebagai pelarut ekstraksi. Bahan ini terdapat dalam pelarut untuk lilin, resin, karet, plastik, sirlak, cat, lem, dan lain-lain.
4. Toksikokinetika Benzena: Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi
Benzena dalam Tubuh Manusia
Benzena sebagai suatu kimia pelarut lemak didistribusikan dalam bagian-bagian berbeda, terutama tergantung pada kandungan lemak dari organ-organ tersebut. Toksikokinetika benzena melalui suatu rangkaian proses yang dimulai dari absorpsi kedalam tubuh,  interaksi biokimia dan metabolic pathway, distribusi dan eliminasi dari tubuh.
Benzena dapat masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru, jalur gastrointestinal, dan lewat kulit. Jika individu terpapar  benzena di udara dalam konsentrasi tinggi, kira-kira separoh kadar benzena yang terabsorpsi, masuk ke dalam paru-paru, kemudian masuk ke aliran darah. Melalui pembuluh darah, benzena kemudian disimpan di dalam sumsum tulang dan dalam jaringan lemak.
Benzena dikonversi menjadi metabolit dalam hati dan sumsum tulang. Efek bahaya paparan  benzena kemungkinan besar disebabkan oleh metabolit ini Sebagian besar metabolit benzena keluar dari tubuh manusia dalam bentuk urin, 48 jam setelah terpapar.
a.  Absorbsi
Benzena yang masuk melalui inhalasi apabila tidak segera dikeluarkan melalui ekspirasi, maka akan diabsorpsi ke dalam darah. Benzena larut dalam cairan tubuh dalam konsentrasi sangat rendah dan secara cepat dapat berakumulasi dalam jaringan lemak karena kelarutannya yang tinggi dalam lemak. Uap benzena mudah diabsorpsi oleh darah, yang sebelumnya diabsorpsi dengan baik oleh jaringan lemak.
Absorbsi benzena kedalam jaringan tubuh dapat melalui beberapa cara yaitu, pernapasan (inhalasi), melalui kulit (dermal) dan melalui saluran pencernaan (gastrointestinal).
1). Inhalasi (penafasan)
Benzena masuk ke dalam tubuh dalam bentuk uap melalui inhalasi, dan absorpsi terutama melalui paru-paru, jumlah yang diinhalasi sekitar 40-50% dari keseluruhan jumlah benzena yang masuk ke dalam tubuh. 
Benzena mudah diabsorpsi melalui pernafasan, ketahanan paru-paru mengabsorpsi benzena mencapai lebih kurang 50% untuk beberapa jam pada paparan di antara 2-100 cm 3 / m3
 2). Dermal (kontak kulit)
Diperkirakan dari studi in vitro yang dilakukan pada kulit manusia, bahwa absorpsi gas benzena melalui kulit, lebih kecil dibandingkan dengan total absorbsi, tetapi absorpsi dari gas benzena dapat merupakan rute paparan yang signifikan. Ada penemuan yang menyatakan bahwa kontak melalui kulit merupakan rute utama absorpsi benzena pada pekerja yang terpapar bensin cair.
3). Gastrointestinal (pencernaan)
Absorpsi benzena yang efektif melalui pencernaan dapat mengakibatkan intoksikasi akut, walaupun data kuantitatif pada manusia masih kurang. Walaupun tidak ada informasi tentang absorpsi oral dari benzena pada larutan encer, diasumsikan bahwa absorpsi oral dari air adalah hampir 100% Distribusi
Benzena terdistribusi ke seluruh tubuh melalui absorpsi dalam darah, karena benzena adalah lipofilik, maka distribusi terbesar adalah dalam jaringan lemak. Jaringan lemak, sumsum tulang, dan urin mengandung benzena kira-kira 20 lebih banyak dari yang terdapat dalam darah. Kadar benzena dalam otot dan organ 1-3 kali lebih banyak dibandingkan dalam darah. Sel darah merah mengandung benzena dua kali lebih banyak dari dalam plasma.
 c. Metabolisme
         Metabolic pathway  dan interaksi biokimia di dalam tubuh melalui serangkaian reaksi biokimia.  Benzena  dioksidasi pertama-tama di dalam hati (liver) oleh cytochrome P-450-monooksigenase menjadi benzena oksida. Setelah reaksi ini, beberapa metabolit sekunder terbentuk  secara enzymatis dan non enzymatis.
Metabolit adalah bahan yang  dihasilkan secara langsung oleh reaksi biotransfusi. Setelah reaksi oksidasi ini, beberapa metabolit sekunder akan terbentuk secara enzimatik  dan non-enzimatik. Biotransformasi benzena dalam tubuh berupa metabolit akhir yang utama adalah fenol yang diekskresi lewat urin dalam bentuk terkonjugasi dengan asam sulfat atau glukuronat Sejumlah kecil dimetabolisme menjadi kathekol, hidrokuinon, karbon dioksida, dan asam mukonat.
d.  Ekskresi
Eliminasi benzena dalam tubuh melalui eksresi dan ekhalasi, benzena terutama dieksresikan di dalam urine sebagai metabolit khususnya konjugasi phenol dan glucuronic dan sulphuric acid, dan ekhalasi ke udara dalam bentuk yang tidak berubah.
        Diperkirakan sesudah terpajan benzena di tempat kerja pada tingkat 100 cm3/m3
, sejumlah 13,2% fenol, 10,2% quinol, 1,9 % t.t-mucowc acid, 1,6 % kathekol, dan 0,5% 1,2,4,-benzenatriol dari jumlah yangdiabsorpsi, diekskresikan lewat urin sesudah jam kerja.   Proporsi benzena yang diabsorpsi kemudian  dieksresikan melalui ekshalasi adalah 8-17%. Sejumlah kecil benzena juga terdeteksi dalam urin.
Eliminasi benzena di tempat kerja mengikuti kinetika reaksi orde satu, waktu paruh tergantung pada disposisi benzena pada beberapa bagian tubuh. Waktu paruh yang lebih pendek dilaporkan kira-kira 10-15 menit, sedang 40-60 menit, dan lama 16-20 jam.
Bagian dari benzena yang diabsorpsi tanpa diubah adalah 12-50% lewat udara ekspirasi dan kurang dari 1% lewat urin. Jumlah rata-rata fenol yang dieliminasi adalah sekitar 30% dari dosis yang diabsorpsi. 9 Untuk benzena yang tidak mengalami reaksi metabolisme, proses berlangsung reversibel, dan benzena diekskresikan melalui paru-paru.
5. Efek Toksik Benzena 
Efek toksik paparan terhadap benzena pada konsentrasi yang sangat tinggi melalui inhalasi atau dosis oral yang besar, mengakibatkan depresi sistem susunan syaraf dan dapat berakibat kematian. Pada tingkat permulaan benzena terutama berpengaruh terhadap susunan syaraf pusat. Tanda-tanda utamanya adalah : perasaan mengantuk, pusing, sakit kepala, vertigo, dan kehilangan kesadaran. 
Pada pemajanan akut tingkat sedang dapat menyebabkan sindroma prenarkosis yang khas, yaitu sakit kepala, perasaan pusing atau mabuk, dan kadang-kadang mengalami iritasi ringan pada saluran napas dan cerna. Pemajanan akut dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sesak napas, euforia, tinitus, dan anestesia yang dalam. Bila tidak segera ditolong, dapat terjadi kegagalan pernafasan dan kejang. 
Efek toksik yang paling berarti pada paparan benzena adalah kerusakan sumsum tulang yang terjadi secara laten dan sering ireversibel, mungkin disebabkan oleh metabolit benzena epoksida. Sebagai akibatnya menimbulkan kerusakan genetik dari DNA pada perkembangan tunas-tunas sel dalam tulang rawan, meningkatkan pertumbuhan myeloblast (precursor sel-sel darah putih) dan penurunan jumlah hitung sel darah merah dan platelet.  Jumlah hitung platelet normal mendekati 250.000 dengan range dari 140.000 sampai 400.000, jumlah hitung diluar range ini  bukti akibat toksik benzena.
Paparan benzena dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker pada organ pembuat darah. Kondisi ini disebut leukemia. Paparan terhadap benzena juga berhubungan dengan berkembangnya leukemia jenis AML. 1ARC (International  Agency for Cancer Research) dan EPA (Environmentai Protection Agency) telah menyatakan bahwa benzena adalah karsinogenik pada manusia, Gambaran klinis pra-leukemia meliputi : anemia, leukopenia, pansitopenia, hiperplasia sumsum tulang, pseudo-Pelger-Huet anomaly dan splenomegali.

2 komentar:

* Berkomentarlah yang Sopan sesuai dengan Judul isi Postingan.
* Komentar secepatnya direspon jika admin tidak sibuk. Terima Kasih

 
Top