a) Rate
Adalh salah satu bentuk perbandingan yang mengukur kemungkinan terjadinya peristiwa/kejadian tertentu. Rate memenuhi kebutuhan sebagai berikut :
X = pembilang adalah jumlah kasus penyakit yagn terdapat dalam suatu populasi atau dalam suatu subgroup suatu populasi.
Y = penyebut dalah populasi yang mempunyai risiko untuk mendapatkan penyakit yang bersangkutan.
Waktu, misalnya jam 12.00 tanggal 23 Juli 2010 atau jarak waktu 1 hari, 1 bulan, 1 tahun dan lain-lain.
Contoh:
Pada tanggal 23 Juli 2010 di Bau-Bau terdapat 4000 kasus GO. Diantara penduduk yang berjumlah 400.000 orang, maka RATE kasus GO di bau-bau pada tanggal 23 Juli 2010 adalah :
Ini berarti bahwa penduduk Bau-Bau mempunyai kemungkinan untuk menderita GO adalah seperseratus. Populasi rate tidak selalu populasi dalam arti demografi, tetapi bisa dalam bentuk lain, misalnya jumlah kematian ibu pada ibu-ibu melahirkan di RS.
Tiga Tipe Rate
(1). Crude rate (angka kasar), (2). Adjusted rate (angka yang disesuaikan), (3). Spesific rate (angka spesifik)
b) Rasio merupakan istilah yang sangt umum. Rasio dapat diterjemahkan sebagai “dibanding dengan”. Jadi rasio merupakan perbandingan antara 2 kuantitas, yaitu kuantitas pembilang (numerator), dan kuantitas penyebut. Kedua pembanding itu tidak harus memiliki ciri-ciri/sifat yang sama. Ada juga yang menyebutkan bahwa rasio adalah frekuensi relatif dari suatu sifat tertentu dibandingkan dengan frekuensi dari sifat yang lain.
Dari pengertian di atas rasio dapat dirumuskan sebagian berikut:
Contoh:
Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Maka penderita laki-laki : perempuan adalah = 30 : 15 = 2 : 1
c) Proporsi
Suatu bentuk khusus dalam perhitungan rasio adalah proporsi. Apabila pembilang (numerator) adalah bagian dari penyebut, maka bentuk perbandingan tersebut dinamakan Proporsi. Jadi proporsi bisa diartikan sebagai jumlah dari suatu sifat tertentu dibandingkan dengan seluruh populasi dimana sifat tersebut didapatkan.
Rumusan dari proporsi yaitu:
Contoh: Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa proporsi penderita laki-laki? Jawab:
d) Insidence
1. Adalah Berapa banyak kasus baru yang muncul pada populasi yang beresiko pada waktu tertentu
2. Berguna dalam epidemiologi deskriptif untuk menentukan mereka / kelompok penduduk yang menderita dan yang terancam ( Berisiko ).
3. Digunakan sebagai dasar dalam menentukan program pencegahan dan penanggulangan serta menentukan sasaran utama dalam program.
4. Merupakan alat pokok untuk mempelajari etiologi penyakit kronis dan akut.
5. Memberikan ukuran langsung dari angka pada individu dalam satu populasi yang terjangkit
6. Dipakai untuk mengukur luasnya atau besarnya frekwensi kejadian dimana suatu penyakit infeksi terjadi
Prinsip-prinsip Penggunaan Angka Insidens
1. Angka Insidens dapat digunakan untuk mengestimasi probabilitas atau risiko terkena penyakit selama satu periode waktu tertentu.
2. Jika angka insidens meningkat, probabilitas risiko terkena penyakit juga meningkat.
3. Jika angka insidens secara konsisten lebih tinggi selama kurun waktu tertentu dalam satu tahun (seperti saat musim hujan), risiko terkena penyakit pada saat itu meningkat, mis: angka influenza paling tinggi terjadi saat musim hujan
4. Jika angka insidens secara konsisten lebih tinggi di antara mereka yang tinggal di suatu tempat tertentu, risiko seseorang untuk terkena penyakit meningkat jika ia tinggal di tempat itu
Bagian dari Insidens adalah :
a. Insidensi rate (IR)
b. AR = Attack Rate : Adalah angka insidens komulatif dan dipakai dalam epidemi. Angka serangan paling sering digunakan pada situasi keracunan makanan.
c. IC = Insidens Komulatif : Incidens Komulatif digunakan untuk mengkaji sekelompok orang yang diikuti perkembangannya selama periode waktu yang sama
e) Prevalence
Banyaknya Kasus pada populasi dalam periode waktu tertentu
1. Ditekankan pd keberadaan jumlah penderita (orang) pd suatu saat/titik waktu atau dalam suatu periode waktu tertentu
2. Tergantung pd dua faktor yaitu berapa banyak orang-orang sakit dimasa lalu (incidence) dan periode waktu perjalanan penyakit.
3. Penggunaan PR lebih banyak untuk perencanaan dan evaluasi program
4. Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan : (1). Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit.(2). Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan ruangan. (3) Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosa. (4). Digunakan untuk keperluan administratif lainnya. (5). Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati
Prevalensi terbagi atas 2 bagian yaitu :
1. PERIODE PREVALENSI
a. Mencakup total individu yang pernah mengalami penyakit yang menjadi sorotan pada satu titik dalam periode waktu tertentu
b. Prevalence periode dimulai pada satu titik waktu dan berhenti pada satu titik waktu.
c. Semua orang dengan penyakit yang telah diderita pada periode waktu sebelumnya atau menjadi sakit pada akhir periode waktu dimasukkan dalam perhitungan.
d. Perhitungan juga memasukkan kasus baru yang terjadi selama periode waktu studi, begitu pula kekambuhan (recurrence) penyakit selama satu periode yang berurutan (biasanya satu tahun)
e. Jml orang yg masih sakit pd satu titik waktu tertentu
f. Nilai ini erat hubungan dgn besarnya incidence dan lama skt.
g. Untuk hitung rate digunakan jml pddk pd waktu tertentu.
2. POINT PREVALENCE
Adalah Jumlah kasus individu yang mengalami suatu penyakit atau kesakitan pada satu titik waktu yang spesifik atau jumlah kasus yang ada pada satu ttik waktu. Secara teoritis menghentikan waktu semenit, sejam, atau sehari dan menghitung kasus penyakit yang ada.
(1). Jumlah orang yang pernah dan masih sedang menderita sakit pada satu periode waktu. (2) Untuk hitung rate digunakan jumal penduduk pada pertengahan tahun.
Point prevalensi meningkat pada : (1). Imigrasi penderita. (2). Emigrasi orang sehat. (3).Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk menderita.(4). Meningkatnya masa sakit.(5). Meningkatnya jumlah penderita baru.
Point prevalensi menurun pada : (1). Imigrasi orang sehat. (2). Emigrasi penderita. (3). Meningkatnya angka kesembuhan.(4). Meningkatnya angka kematian.(5). Menurunnya jumlah penderita baru.(6) Masa sakit jadi pendek
0 komentar:
Post a Comment
* Berkomentarlah yang Sopan sesuai dengan Judul isi Postingan.
* Komentar secepatnya direspon jika admin tidak sibuk. Terima Kasih