Umur mempunyai hubungan yang signifikan terhadap terjadinya kelelahan, pekerja yang berusia diatas 45 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan dibandingkan dengan pekerja yang relatif lebih muda (Gaffar, La OdeJumadi (2005).
Umur memegang peranan penting dalam pekerjaan. Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena perubahan-perubahan pada alat-alat tubuh, sistem kardiovaskuler, hormonal, menyebabkan kemampuan maksimum tubuh menggunakan oksigen semakin berkurang. Kemampuan ini dipengaruhi oleh usia misalnya pada usia 50 tahun kapasitas tinggal 80% dan pada usia 60 tahun menjadi 60% dan kapasitas mereka yang berusia 25 tahun (Suma’mur, 1993).
Faktor individu seperti umur dapat berpengaruh terhadap timbulnya perasaan lelah tenaga kerja. Pada umur yang lebih tua terjadi penurunan kekuatan otot yang menyebabkan lebih cepat mangalami kelelahan. Selain faktor di atas, faktor organisasi kerja seperti pengaturan waktu kerja termasuk di dalamnya shift kerja dan periode istirahat juga berpengaruh terhadap timbulnya kelelahan kerja.
Umur juga sangat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja karena umur 18-20 tahun masih sukar untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja sebaliknya disertai perhatian khusus, mereka sebaiknya diperiksa kesehatannya dan terus menerus diawasi. Sedangkan umur lebih dari 40 tahun atau lebih sudah sukar untuk beradaptasi dengan lingkungan kerjanya karena kapasitas fisik mereka seperti penglihatan, pendengaran, dan kecepatan reaksi menurun sehingga karyawan yang pada usia seperti ini mungkin lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya dan pada tenaga kerja usianya masih muda.
Oleh sebab itu makin tua usia maka tidur pun makin berkurang dan biasanya makin sukar tidur sehingga lebih cenderung menyebabkan gangguan kesehatan. Umur dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Semakin tua umur seseorang semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat berubah karena faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja seseorang (Suma’mur, 1999).
Usia psikologis menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengdakan penyesuaian situasi sedangkan untuk usia sosial menunjukkan peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat sehubungan dengan usianya. Ketiga hal ini saling mempengaruhi dan prosesnya saling berkaitan antara satu sama lain.Lansia merupakan suatu tahap kematangan pribadi kekeyaan pengalaman dan menjalani siklus kehidupan yang disumbangkan bagi masyarakat sekitarnya. Tua merupakan tahap yang paling akhir dalam proses kehidupan yang telah menjalani 3 tahap yaitu bayi, anak, dewasa, berikut ini beberapa pendapat tentang umur:
1. Menurut WHO 1988 dalam Gaffar, La Ode Jumadi (2005)
a. Umur 45-59 tahun (termasuk lansia atau middle age)
b. Umur 60-74 tahun (Erderly)
c. Umur 75-90 tahun (Old)
d. Diatas 90 tahun (Very old)
2. Menurut Sumiati.Am.1999
a. Umur 20-40 tahun (Dewasa)
b. Umur 40-65 tahun (Prasenium)
c. Diatas 65 tahun (Senium)
3. Menurut Kusumanto.S.2000, dalam Gaffar, La OdeJumadi (2005)
a. Umur 18/20-25 tahun (Erderly adullood)
b. Umur 25-60/65 tahun (Middle year)
c. Umur 65-70 tahun (Lansia)
d. Umur 70-75 tahun (Young old)
e. Umur 75-80 tahun (Old)
f. Umur lebih 80 tahun (Very old)
4. Menurut Jos.M.1999, dalam Gaffar, La OdeJumadi (2005)
a. Umur 25-40 tahun (Yuventus)
b. Umur 40-50 tahun (Verylitas)
c. Umur 50-65 tahun (Prasenium)
d. Diatas 65 tahun (Senium)
0 komentar:
Post a Comment
* Berkomentarlah yang Sopan sesuai dengan Judul isi Postingan.
* Komentar secepatnya direspon jika admin tidak sibuk. Terima Kasih