Definisi Stroke
Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak, berupa kelumpuhan saraf yang diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Gangguan saraf maupun kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak mana yang terkena. Penyakit ini dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian.  Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya.

Mengapa stroke dapat terjadi? Otak membutuhkan banyak suplai oksigen yang didapatnya dari darah. Berat otak hampir 2,5 % dari berat badan seluruhnya, tetapi oksigen yang dibutuhkan hampir mencapai 20 % dari kebutuhan badan seluruhnya. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, maka sangat tergantung pada kondisi aliran darah. Apabila suplai oksigen terputus lebih dari 6 – 8 menit, kerusakan yang terjadi tidak akan bisa dipulihkan lagi. Karena itu, jika ada bagian otak yang terganggu, tugasnya juga akan terganggu. Apabila stroke merusak bagian sebelah kanan otak, sisi tubuh sebelah kiri akan terkena pengaruhnya, demikian pula sebaliknya.

Jenis Stroke
1. TIA (Transient Ischemic Attack). Merupakan stroke yang ringan, berupa serangan iskemik sepintas.
2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit). Merupakan stroke yang  ringan berupa gangguan saraf iskemik yang dapat pulih dan gejalanya dapat sembuh sempurna dalam waktu 24 jam.
3. Stroke Non Hemorhagica (stroke tanpa pendarahan). Merupakan stroke infark iskemik, yang terjadi karena aliran darah berkurang atau terhenti pada sebagian daerah otak. Biasanya penderita masih sadar.
4. Stroke Hemorhagica (stroke dengan perdarahan). Merupakan stroke perdarahan yang terjadi karena dinding pembuluh darah otak robek. Biasanya kesadaran penderita menurun.

Gejala Dan Tanda
Gejala dan tanda stroke sangat bervariasi, tergantung bagian otak yang terkena. Namun, secara umum dapat dikemukakan tanda dan gejala yang sering dijumpai, antara lain:
+    Timbul rasa kesemutan pada sesisi badan, mati rasa, terasa seperti terbakar, atau terkena cabai.
+    Lemas, atau bahkan kelumpuhan pada sesisi badan, sebelah kanan atau kiri saja.=    Mulut, lidah mencong bila diluruskan. Mudah diamati jika sedang berkumur, tidak sempurna atau air muncrat dari mulut.
+    Gangguan menelan, atau bila minum sering tersedak.
+   Gangguan bicara, berupa pelo, atau aksentuasi kata-kata sulit dimengerti (afasia). Bahkan bicara tidak lancer hanya sepatah-patah.
+   Tidak mampu membaca dan menulis. Kadang-kadang diawali dengan perubahan tulisan yang tidak seperti biasa, karena tulisan lebih jelek.
+    Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.
+    Kurang mampu memahami pembicaraan orang lain.
+    Kemampuan intelektual menurun drastis, bahkan tidak mampu berhitung, menjadi pelupa.
+  Fungsi indra terganggu sehingga bisa terjadi gangguan penglihatan berupa sebagian lapangan pandangan tidak terlihat atau gelap, juga pendengaran berkurang.
+    Gangguan pada suasana emosi, menjadi lebih mudah menangis atau tertawa.
+    Kelopak mata sulit dibuka, atau dalam keadaan terkatup.
+  Gerakan badan tidak terkoordinasi sehingga jika berjalan sempoyongan, atau kehilangan koordinasi pada sesisi badan.
+    Gangguan kesadaran, pingsan, bahkan sampai koma.

Deteksi Dini
Deteksi dini terhadap stroke perlu dipahami secara cermat. Penanganan yang terlambat, misalnya karena terlambat membawa ke rumah sakit dapat berakibat fatal. Penanganan yang cepat, akan meminimalkan kemungkinan terjadi gejala sisa, apalagi kematian.

Caranya, dengan mengenali tanda dan gejala stroke, dan segera bertindak bila menjumpainya. Dulu kita masih bisa tenang-tenang melihat stroke, karena menurut definisinya stroke adalah kelainan yang menetap selama 24 jam. Namun pemahaman yang lebih mendalam, kini orang meyakini bahwa stroke harus ditangani segera dalam waktu kurang dari tiga jam setelah terjadi. Cara termudah adalah dengan menggunakan skala stroke pra-rumah sakit (sebelum ke rumah sakit). Dalam skala ini ada tiga hal yang perlu kita amati, yakni kelemahan otot wajah, gerakan lengan dan kemampuan bicara: 
1.    Kelemahan otot wajah bisa dilihat ketika seseorang tersenyum. Bila satu sisi kurang bergerak, bisa kita sebut abnormal.
2.    Gerakan lengan bisa dilihat dengan menutup mata lalu mengangkat lengan sebahu. Disebut tidak normal bila satu sisinya kurang atau tidak bergerak.
3.    Kemampuan bicara bisa diketahui dengan memintanya berbicara. Apabila bicaranya pelo, kalimat tidak jelas, atau tidak bisa bicara, dapat dikatakan tidak normal.
Dari ketiga parameter di atas, bila salah satu saja mendadak abnormal, harus dicurigai adanya serangan stroke.

Mekanisme
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atherosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.

Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke (anonym, 2007).

Pencegahan
Stroke tidak terjadi seketika, tanpa ada faktor yang memicu atau menyebabkan. Misalnya, hipertensi adalah penyebab utama stroke dengan perdarahan. Meskipun tidak mengidap hipertensi, tetapi kurang melakukan olahraga secara teratur dan terukur, atau kurang melakukan aktivitas fisik, mudah mengalami stroke yang tanpa perdarahan.

Tentu saja upaya pencegahan yang harus dilakukan, dengan cara meminimalkan berbagai faktor resiko dari kedua jenis stroke tersebut, antara lain hipertensi, obestas, hiperkolesterol, kebiasaan merokok, kurang olahraga, stres emosional,  dan sebagainya. Kesemuanya terkait dengan gaya hidup seseorang. Karena itu, mencegah stroke dapat dilakukan dengan pengaturan gaya hidup. Banyak sekali gaya hidup seseorang yang terkait dengan kemungkinan serangan stroke, tetapi beberapa di antaranya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
+    Tidur yang cukup, 6 – 8 jam/hari
+    Mengurangi mengkonsumsi makanan yang berlemak
+    Memperbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan
+    Melakukan olahraga secara teratur dan terukur
+    Mengurangi atau berhenti merokok
+    Berhenti minum minuman beralkohol
+    Mengurangi atau menghindari stres emosional

0 komentar:

Post a Comment

* Berkomentarlah yang Sopan sesuai dengan Judul isi Postingan.
* Komentar secepatnya direspon jika admin tidak sibuk. Terima Kasih

 
Top