Sejarah Epidemiologi

Hipocrates (abad 5 SM)

Membangkitkan kesadaran akan kemungkinan bahwa terjadinya penyakit pada manusia berkaitan dengan faktor eksternal yaitu: musim, angin, udara, air yang diminum, jenis tanah, perilaku manusia, jenis pekerjaan.

Antonio Van Leewenhoek (1632-1723)

Leewenhoek adalah seorang warga negara belanda, dilahirkan di Delft, Oktober 24 1632 dan meninggal pada tanggal 24 Agustus 1723. Dia adalah ilmuan amatiran yang menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674) penemu spermatozoa (1677). Penem bakteri telah membuka tabir suatui penyakit yang akan sangat berguan untuk analisis epidemiologi selanjutnya.

Robert koch

Nama yang tidak asing lagi dihubungkan dengan tuberkulosis pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin pada tanu 1809, yang dianggap sebagai cara pengobatan penyakit tuberkulosis. Konsep tes Tuberkulosis dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi tbc sebagai perangkat diagnosis tbc pada anak-anak.

John graunt (1662)

Yang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian kesakitan dan kematian dengan menganalisa laporan mingguan kelahiran dan kematian di Kota London.

William Farr (1839)

Orang pertama menganalisa statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan. Ia juga yang mengemangkan beberapa metode penting dalam epidemiologi seperti definisi populasi metode penting dalam  epidemiologi seperti definisi populasi beresiko, populasi pembanding.

John Snow (1854)

Pertama mengembangkan metode infestigasi wabah yang dapat mengantarkan penyelidikan ke arah penyebab. Ia menyelidiki dan menganalisa kejadian kematian karena wabah kolera dengan langkah-langkah mengembangkan metode investigasi, menyusun hipotesis, dan membuktikan hipotesis tersebut.

Dool dan Hill, 1950

Dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan merokok dengan kanker paru. Mereka adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitian dalam bidang epidemiologi Klinik.